Minggu, 10 Maret 2013

Launching Banyuwangi Digital Society

Hari ini (kemarin sih tepatnya, karena sekarang sudah jam 00.00 lebih) Banyuwangi melaunching "Banyuwangi Digital Society" di Lapangan Tenis GOR Tawang Alun, Banyuwangi dengan peresmian 1.100  titik wifi, dan direncanakan akan ada 10.000 titik wifi pada tahun 2014.

Pada masa kepemimpinan Abdullah Azwar Anas Banyuwangi berkembang sangat pesat, agenda utamanya menurut pengamatan saya adalah menjual pariwisata, karena Banyuwangi kaya akan wisata alam, kuliner, dan budaya yang mampu dijadikan andalan untuk menarik wisatawan mancanegara dan nasional.

Selain itu, pak Anas juga mampu meyakinkan pemerintah pusat bahwa Banyuwangi adalah tempat yang cocok sebagai penghubung Indonesia wilayah barat dan timur, karena posisi Banyuwangi berada di tengah-tengah Indonesia

Melalui slogannya "Banyuwangi, Sunrise of java" kini makin banyak yang tahu bahwa matahari pertama di pulau jawa menyinari Banyuwangi lebih dulu.

Dengan semangat slogan tersebut maka Banyuwangi mengalami kemajuan pesat, terbukti dari disahkannya politeknik banyuwangi (poliwangi) menjadi polikteknik negeri, event balap sepeda internasional "Tour de Ijen", liputan SCTV selama 4 hari pada 30-31 desember 2012 berlanjut 1-2 Januari 2013 untuk mengabadikan sunrise pertama pulau jawa, dan masih banyak event lainnya yang diliput oleh media cetak dan elektronik.

Dengan kemajuan ekonomi yang pesat, banyak perusahaan besar yang akan berekspansi ke Indonesia timur membuka cabang perusahaannya di Banyuwangi, Semen Gresik dan Holcim misalnya, membuka cabang pabrik pengemasan di Ketapang, Kalipuro.

Faktor ekonomi di Banyuwangi yang kondusif membuat PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memilihnya sebagai kota pertama "digital friendly" karena dinilai mempunyai prospek pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta respons masyarakatnya yang tinggi terhadap perkembangan teknologi.

Menurut data Bank Indonesia, pada tahun 2012 simpanan masyarakat (dana pihak ketiga/DPK) di perbankan Banyuwangi meningkat sekitar 23,5 persen menjadi Rp 4,2 triliun dan tingkat pertumbuhan simpanan masyarakat melampaui pertumbuhan rata-rata seluruh Jatim yang hanya 16 persen.
Untuk penyaluran kredit meningkat sekitar 18,5 persen menjadi Rp5,7 triliun pada tahun 2012 dan lebih tinggi dari sejumlah kota/kabupaten lain di Jatim.

Selain itu, menurut menteri pendidikan M. Nuh, Banyuwangi sangat cocok dari segi geografi sebagai gerbang pendidikan bagi Indonesia wilayah timur, sehingga bagi anak-anak bangsa yang ingin melanjutkan pendidikan tidak perlu jauh-jauh ke Surabaya, Malang ataupun ke kota besar lainnya. cukup ke Banyuwangi untuk menempuh pendidikan yang berkualitas.

Menurut M. Nuh bahwa anggapan bahwa daerah perbatasan, daerah ujung selalu ketinggalan kini harus mulai dirubah. daerah perbatasan harus lebih baik, lebih berkualitas, dan lebih mendapat perhatian. Karena alasan tersebut maka proses perubahan status politeknik swasta ke politeknik negeri di Banyuwangi paling cepat diantara kota lainnya. Banyuwangi dijadikan salah satu pilot project perubahan menuju Indonesia yang adil dan merata.

Dengan perkembangan ekonomi, pendidikan, dan pemerintahan yang positif diharapkan Banyuwangi menjadi lebih baik dan menjadi contoh bagi daerah perbatasan, daerah ujung agar tetap semangat untuk mengembangkan daerahnya.

Adapun konten aplikasi yang termasuk dalam Diso (Digital Society) ini meliputi e-goverment, e-education, e-health, dan e-BAZ [Badan Amil Zakat]

Kemarin juga diresmikan peluncuran website jargon banyuwangi, yaitu www.ilovebanyuwangi.com
Barusan saya mengaksesnya, dan sedang membuat akun di web tersebut. semoga dengan adanya web tersebut potensi Banyuwangi dapat diketahui oleh masyarakat dunia.

berikut ini adalah tampilan halaman awal website ilovebanyuwangi.com


Selamat atas Launching Banyuwangi Digital Society, semoga semakin banyak anak bangsa yang melek teknologi

0 komentar:

terima kasih sudah menjadi pembaca yang baik
rate and comment now filtered
-Joule Regenbogen-